Jum'at,
27 September 2013 | 13:30 WIB

Meulaboh: Tarian
bambu gila tak hanya milik masyarakat Maluku Utara. Di Meulaboh, Aceh Barat,
warga setempat mengenalnya dengan nama tarian ale atau lesung berputar. Sayang,
warisan berusia lebih seabad itu nyaris punah.
Tarian itu nyaris hilang. Namun warga membangkitkannya kembali dengan menyajikan tarian itu dalam acara kampung maupun kesenian setempat.
Pada 1842, tarian diperkenalkan di Aceh Barat. Tarian mengisahkan tujuh orang raja. Dulu, aroma mistis menyelimuti tarian itu karena untuk menakut-nakuti musuh. Tapi kini, tarian itu menjadi hiburan warga yang menggelar pesta.
Prosesinya bermula dengan membakar kayu bakar. Tarian menggunakan kayu waru kering. Panjang lesung bisa tiga hingga lebih lima meter.
Bara kayu digunakan sebagai sarana mediasi agar kayu atau lesung bergerak dan menari. Kemudian pawang meniupkan bara ke ujung ale dan cabai rawit kecil. Itu bermakna membakar semangat ale untuk bergerak dan berputar.
Tujuh pemuda memegang ale dengan cara memeluk lesung. Kulit mereka harus bersentuhan langsung dengan kayu. Itulah sebabnya ale menjadi permainan khusus kaum laki-laki.
Ketujuh pemuda sekuat tenaga mengikuti gerakan kayu. Bila ada yang kelelahan, ia harus melepas kayu tersebut.
Penasaran untuk mencoba? Buktikan sendiri di Kampung Alue Bate, Arogan Lambalek, Aceh Barat.
VIDEO
Tidak ada komentar:
Posting Komentar