MEULABOH
- Raja Abdullah alias Rado (32) yang membakar bendera Bintang Bulan pada Kamis
(12/9) lalu dalam unjuk rasa di Meulaboh, dilaporkan meninggal dunia pada
Minggu (15/9) sekitar pukul 01.00 WIB di sebuah rumah sakit di Medan, Sumatera
Utara.
Anggota Front Pembela Tanah Air
(PeTA) Kabupaten Aceh Barat itu awalnya sedang liburan dengan sejumlah temannya
di Medan. Kematiannya mengejutkan, terlebih karena sebelum tewas Rado mengaku
pernah diancam pihak tertentu, setelah ia nekat membakar dua lembar bendera
Bulan Bintang (bendera GAM) saat unjuk rasa menolak rencana
pengukuhan/pelantikan Wali Nanggroe oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada
20 September di Banda Aceh.
Hingga kemarin siang berkembang
isu di Meulaboh bahwa Rado meninggal akibat dianiaya bahkan ditembak oleh orang
tak dikenal saat berlibur di Medan.
Sepanjang Senin kemarin, Serambi
juga mendapat sejumlah pertanyaan dari masyarakat yang meminta kepastian
informasi tentang penyebab kematian Rado.
Namun, penyebab kematiannya baru
jelas setelah Sekretaris Umum Front PeTA Aceh, Amiruddin yang dikonfirmasi
Serambi kemarin sore mengatakan bahwa Rado meninggal akibat serangan jantung.
“Tidak benar dia dipukuli oleh sejumlah orang atau ditembak. Itu cuma isu,”
kata Amiruddin.
Menurut Amiruddin, Rado justru
meninggal dalam pelukannya saat menuju rumah sakit. Sebelumnya, mereka makan
nasi dengan lauk kari kambing di Jalan Pandu, Medan. Ketika akan kembali ke
hotel, Rado mengalami serangan jantung dan akhirnya diboyong ke rumah sakit.
“Namun, takdir berkata lain, Rado
justru meninggal dalam pelukan saya saat dalam perjalanan ke rumah sakit,” kata
Amiruddin.
Ia tambahkan bahwa jenazah Rado
sudah dimakamkan di kampung halamannya, kawasan Gampong Meunasah Rambot,
Kecamatan Kaway XVI, Kabupaten Aceh Barat pada Minggu sekitar pukul 17.00 WIB.
Amiruddin menyebut Rado sebagai
sosok yang pemberani dan Merah Putih baginya adalah harga mati. Itu sebab,
sebelum meninggal, Rado berpesan kepada Amiruddin supaya sebelum jasadnya
dimakamkan, lebih dulu diselimuti dengan bendera Merah Putih. Wasiat itu
dijalankan Amiruddin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar